9 Maret Sebagai Hari Musik Nasional dan Lahirnya WR Supratman

9 Maret Sebagai Hari Musik Nasional dan Lahirnya WR Supratman – Setiap tanggal 9 Maret diperingati sebagai Hari Musik Nasional. Hari Musik Nasional merupakan dorongan penting bagi apresiasi musik di Indonesia. Bukan kebetulan, tanggal 9 Maret diambil untuk memperingati Hari Musik Nasional karena merupakan hari lahir Wage Rudolf Supratman, seorang guru, jurnalis, pemain biola dan komposer dari Hindia Belanda yang menggubah lagu kebangsaan Indonesia, “Indonesia Raya”.

WR Supratman lahir di Purworejo, Jawa Tengah, sebagai anak dari pasangan Djomeno Senen Satrosoehardjo dan Siti Senen. Ayah WR Supratman adalah seorang prajurit di KNIL Belanda, Pasukan Kerajaan Hindia Belanda. WR Supratman adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara.

Pada tahun 1914, Soepratmen menemani kakak laki-lakinya, Roekijem, ke Makassar dan bersekolah di sana atas biaya suami Roekijem, Willem van Eldik. Setelah menyelesaikan pendidikannya di Normaalschool, Makassar, WR Supratman menjadi guru di Sekolah Angka 2 di sana.

WR Supratman kemudian pindah ke Bandung dan bekerja sebagai wartawan surat kabar Kaoem Moeda dan Kaoem Kita. WR Supratman mulai tertarik dengan pergerakan nasional ketika pindah ke Jakarta. Pergaulannya dengan tokoh-tokoh pergerakan saat itu semakin memupuk rasa nasionalisme dalam dirinya. WR Supratman kemudian menulis buku berjudul Virgin Village yang berisi ketidaksukaannya terhadap penjajah Belanda. Namun, buku itu disita dan dilarang beredar.

WR Supratman mendapat pelajaran musik dari kakak iparnya, Willem van Eldik, selama tinggal di Makassar. Supratman juga mahir bermain biola dan kemudian bisa mengarang lagu. Selama tinggal di Jakarta, ia pernah membaca artikel di majalah Timbul. Penulis esai ini menantang para pakar musik Indonesia untuk menggubah lagu kebangsaan.

Supratman tertantang dan kemudian mulai mengarang lagu. Pada tahun 1924 himne Indonesia Raya lahir. Saat itu saya berada di Bandung dan saya berumur 21 tahun.

Pada bulan Oktober 1928 diadakan Kongres Pemuda Kedua di Jakarta. Kongres tersebut melahirkan Komitmen Pemuda. Pada malam penutupan kongres, 28 Oktober 1928, Supratman memainkan lagunya secara instrumental di depan khalayak umum.

Saat itu, untuk pertama kalinya lagu Indonesia Raya dinyanyikan di depan umum. Semua orang yang hadir kaget mendengarnya. Dengan cepat lagu itu terkenal di kalangan pergerakan nasional. Ketika partai politik mengadakan kongres, lagu Indonesia Raya selalu dinyanyikan. Lagu tersebut merupakan perwujudan dari rasa persatuan dan keinginan untuk mandiri.

Setelah Indonesia merdeka, lagu Indonesia Raya menjadi lagu kebangsaan, lambang persatuan bangsa. Namun, komposer Wage Roedolf ​​Supratman tidak sempat menikmati hidup dalam suasana kemerdekaan.

Akibat menggubah lagu Indonesia Raya, ia selalu dianiaya oleh polisi Hindia Belanda, hingga jatuh sakit di Surabaya. Karena lagu terakhirnya “Matahari Bangkit” pada awal Agustus 1938, ia ditangkap saat menyiarkan lagu tersebut bersama pramuka di NIROM Jalan Embong Malang, Surabaya dan ditahan di Lapas Kalifigur, Surabaya. Ia meninggal pada 17 Agustus 1938 karena sakit.

Tanggal lahir WR Supratman sempat menuai kontroversi karena ada juga yang menyebut pencipta lagu nasional itu lahir pada 19 Maret. Namun, kemudian presiden keenam Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, melalui Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun 2013, menetapkan 9 Maret sebagai Hari Musik Nasional. Perpres tersebut juga menetapkan bahwa peringatan Hari Musik Nasional bukan merupakan hari libur nasional.

Perpres tersebut juga menjelaskan bahwa musik merupakan ekspresi budaya universal dan multidimensi yang merepresentasikan nilai-nilai kemanusiaan yang luhur dan memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional.

Pemerintah memandang perlu ditetapkannya Hari Musik Nasional sebagai upaya untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap musik Indonesia, meningkatkan kepercayaan dan motivasi para musisi Indonesia, serta meningkatkan prestasi yang dapat mengangkat status musik Indonesia ke tingkat nasional dan daerah. dan internasional.

Tujuan diperingatinya Hari Musik Nasional adalah sebagai upaya untuk meningkatkan apresiasi terhadap musik Indonesia. Meski baru diluncurkan pada 2013, usul Persatuan Seniman, Penyanyi, Pencipta, dan Perekam Musik Indonesia (PAPPRI) bergema dari era Megawati Soekarnoputri sebagai presiden, pada 2003 hingga kongres ketiga pada 1998 dan kongres keempat pada 2002. Namun, hanya satu telah terwujud, beberapa dekade kemudian.

Pencarian Berdasarkan Kata Kunci

Hari Musik Nasional ,9 Maret ,Indonesia Raya,WR Supratman