Jadi Google Doodle Hari Ini, Didi Kempot Seorang Bapak Campur Sari

Jadi Google Doodle Hari Ini, Didi Kempot Seorang Bapak Campur Sari – Bagi Kamu pecinta lagu Campursari, mungkin tak asing lagi dengan nama Didi Kempot.

Seorang musisi Jawa yang memulai kesuksesan di antara tahun 1993 hingga 1999.

Ternyata lagu berjudul ‘Stasiun Balapan’ dan ‘Cidro’ menjadi cikal bakal karir dari almarhum Didi Kempot.

Stasiun Solo Balapan, yang menjadi latar tempat lagu “Stasiun Balapan” yang menceritakan perpisahan terhadap seseorang yang akan pergi menggunakan kereta api.

Jadi Google Doodle Hari Ini, Didi Kempot Seorang Bapak Campur Sari

Tentang Didi Kempot

Didi Kempot adalah seorang penyanyi legendaris asal Indonesia yang dikenal sebagai Raja Campursari. Nama aslinya adalah Dionisius Prasetyo dan lahir pada 31 Desember 1966 di Surakarta, Jawa Tengah. Didi Kempot memulai karirnya sebagai penyanyi pada tahun 1980-an dengan genre pop, namun kemudian beralih ke musik campursari yang merupakan perpaduan antara musik tradisional Jawa dan musik populer modern.

Sebagai musisi campursari, Didi Kempot meraih popularitas yang sangat tinggi di Indonesia, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Beberapa lagu hitsnya yang terkenal antara lain “Cidro”, “Stasiun Balapan”, dan “Kangen”. Selain itu, Didi Kempot juga dikenal sebagai penulis lagu yang produktif dan telah menulis banyak lagu untuk dirinya sendiri dan musisi lain.

Sayangnya, pada tanggal 5 Mei 2020, Didi Kempot meninggal dunia di Solo, Jawa Tengah karena serangan jantung. Kematian beliau menimbulkan duka yang mendalam bagi banyak penggemarnya di seluruh Indonesia. Meskipun telah tiada, warisan musik Didi Kempot masih terus dikenang dan diapresiasi oleh banyak orang hingga saat ini.

Membuat musik yang relate dengan banyak orang

Meski ada beberapa lagu yang berunsur politis dan menyoroti kondisi sosial (seperti lagu “Kuncung”), tidak bisa dimungkiri sebagian besar tema lagu Didi Kempot adalah tentang percintaan, dan yang menarik, percintaan itu tak selalu berujung manis. Seringnya malah berasa pahit dan nggrantes. Dengan cara yang ajaib Didi Kempot bisa menyuarakan kegundahan para sad boi dan sad girl yang kisah cintanya kandas di tengah jalan.

Lagu-lagu Didi Kempot seperti menggetok batok kepala para pendengarnya bahwa sedih itu sesuatu yang wajar dan normal. Bahwa menjadi sosok yang nggrantes itu bukanlah sebuah masalah. Wajar jika kemudian, meskipun berbahasa Jawa, lagu-lagu Lord Didi meledak di pasaran. Ini karena kepiawaian Didi menggubah lagu yang relate dengan masyarakat luas. Bicara budaya pop, apalagi topik yang paling relate dengan kehidupan keseharian kita selain cinta?

Warisan Didi Kempot yang ini menjadi PR besar juga untuk para musisi zaman kiwari: bagaimana cara menciptakan musik yang relate dengan masyarakat luas, namun juga tidak kehilangan unsur estetis musik tersebut.

Kesimpulannya, Lord Didi memang telah meninggalkan dunia nan fana ini, dan berpulang ke Yang Maha Kuasa. Namun, karya-karyanya akan abadi. Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, dan Didi Kempot berpulang meninggalkan warisan-warisan. Baik dalam bentuk sikap (attitude) maupun dalam bentuk karya.

Pencarian Berdasarkan Kata Kunci

Didi Kempot ,Profil Didi Kempot