Sejarah Peristiwa Kapal Tujuh Provinsi 5 Februari 1933

Sejarah Peristiwa Kapal Tujuh Provinsi 5 Februari 1933 – Peristiwa Kapal Tujuh Provinsi terjadi pada tanggal 5 Februari 1933, di mana sebuah kapal pengangkut pasukan dan perlengkapan militer yang dinamakan “Tjirebon” ditangkap oleh pasukan Belanda di perairan Selat Madura.

Kapal tersebut berangkat dari pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, dan membawa sekitar 2.600 tentara dan perlengkapan militer untuk mendukung perjuangan kemerdekaan di wilayah Indonesia Timur yang saat itu masih di bawah pendudukan Belanda. Kapal tersebut dikawal oleh kapal perang KRI Hang Tuah yang membawa sekitar 200 pasukan.

Namun, di tengah perjalanan, kapal tersebut dihadang oleh pasukan Belanda yang membuka tembakan dan memaksa kapal tersebut untuk menyerah. Pasukan Belanda kemudian menangkap seluruh penumpang dan membawa mereka ke Surabaya untuk ditahan. Sebanyak 14 orang tewas dalam peristiwa ini, termasuk seorang perwira TNI dan sejumlah warga sipil yang ikut serta dalam perjalanan.

Peristiwa Kapal Tujuh Provinsi memicu kemarahan di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya di Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara. Pemerintah Indonesia mengecam keras tindakan pasukan Belanda dan meminta agar seluruh penumpang kapal segera dibebaskan. Peristiwa ini juga menjadi salah satu faktor yang mempercepat perjuangan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda.

Sejarah Peristiwa Kapal Tujuh Provinsi 5 Februari 1933

Latar Belakang De Zeven Provincien

De Zeven Provinciën adalah kapal perang utama dari Angkatan Laut Belanda pada masa itu. Kapal ini dibangun pada awal abad ke-18 untuk menghadapi ancaman dari Britania Raya dan Prancis, dan diberi nama De Zeven Provinciën (Tujuh Provinsi) untuk mewakili tujuh provinsi yang membentuk Republik Belanda pada saat itu.

Kapal ini dirancang oleh seorang insinyur Belanda bernama Jan Kakes, dan diluncurkan pada tahun 1665. Kapal ini merupakan kapal perang terbesar dan terkuat di dunia pada masanya, dan memiliki panjang sekitar 50 meter dengan berat sekitar 1.200 ton. Kapal ini dilengkapi dengan 80 meriam dan bisa menampung lebih dari 800 awak dan tentara.

De Zeven Provinciën pertama kali digunakan dalam Perang Inggris-Belanda Kedua pada tahun 1665-1667, di mana kapal ini menjadi salah satu kapal perang utama dari Angkatan Laut Belanda. Setelah itu, kapal ini juga digunakan dalam sejumlah konflik dan perang di Eropa, termasuk dalam Perang Suksesi Spanyol dan Perang Inggris-Belanda Ketiga.

Setelah masa kejayaannya, kapal De Zeven Provinciën akhirnya dihancurkan pada tahun 1726 karena sudah tidak layak lagi digunakan. Namun, namanya tetap diabadikan sebagai salah satu kapal perang terbaik dari sejarah Angkatan Laut Belanda dan menjadi inspirasi untuk nama kapal perang modern yang digunakan oleh Angkatan Laut Belanda pada masa sekarang.

Kronologi Peristiwa Kapal Tujuh Provinsi

Peristiwa Kapal Tujuh Provinsi terjadi pada tanggal 20 Februari 1947. Berikut ini adalah kronologi peristiwa tersebut:

Pada tanggal 19 Februari 1947, kapal pengangkut pasukan dan perlengkapan militer Tjirebon berangkat dari pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta menuju Surabaya, Jawa Timur.

Kapal ini membawa sekitar 2.600 tentara dan perlengkapan militer untuk mendukung perjuangan kemerdekaan di wilayah Indonesia Timur yang masih di bawah pendudukan Belanda.

Kapal ini dikawal oleh kapal perang KRI Hang Tuah yang membawa sekitar 200 pasukan.

Di tengah perjalanan, kapal ini dihadang oleh kapal perang Belanda Van Nes yang meminta kapal Tjirebon untuk menyerah.

Kapal Tjirebon menolak untuk menyerah dan kapal Van Nes membuka tembakan sebagai tanda peringatan.

Pasukan Belanda kemudian menembaki kapal Tjirebon hingga kapal tersebut terpaksa menyerah.

Seluruh penumpang kapal, termasuk tentara dan warga sipil, ditangkap dan dibawa ke Surabaya untuk ditahan.

Sebanyak 14 orang tewas dalam peristiwa ini, termasuk seorang perwira TNI dan sejumlah warga sipil yang ikut serta dalam perjalanan.

Peristiwa Kapal Tujuh Provinsi memicu kemarahan di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya di Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara.

Pemerintah Indonesia mengecam keras tindakan pasukan Belanda dan meminta agar seluruh penumpang kapal segera dibebaskan.

Peristiwa ini juga menjadi salah satu faktor yang mempercepat perjuangan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda.

Pencarian Berdasarkan Kata Kunci

Hari Besar Di Bulan Februari,Peristiwa Kapan Tujuh Provinsi ,Sejarah Peristiwa Kapal Tujuh Provinsi